Gunung Semeru masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dengan luas 50.273 hektar, taman nasional ini juga menjadi lokasi berdirinya gunung-gunung lainnya seperti Gunung Batok dan Gunung Widodaren. Namun di antara semua gunung ini, Gunung Semeru lah yang paling menjulang dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut.
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di indonesia. Menurut catatan, setiap 20 menit sekali gunung ini mengeluarkan kepulan asap yang biasa disebut dengan ‘wedhus gembel’ dalam bahasa setempat. Selain asap, gunung juga mengeluarkan material lain seperti pasir dan batu kerikil.Gunung SemeruGunung Semeru dengan puncaknya yang bernama Mahameru sangatlah populer di kalangan para pendaki. Gunung ini seolah menjadi sebuah magnet yang terus menarik perhatian para pendaki untuk datang dan menaklukan ketinggiannya.
Pendaki pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di puncak ini adalah Clignet, seorang berkebangsaan Belanda (1838), kemudian disusul oleh Van Gogh (1911) dan Junhuhn (1945). Setelahnya, pendaki dari luar dan dalam negeri terus berdatangan dan melakukan pendakian.
Oleh masyarakat Hindu di Bali Gunung Semeru dianggap sebagai Bapak Gunung dan tempat bersemayamnya Dewa Shiwa. Hal ini pula yang menyebabkan diadakannya upacara sesaji sebagai penghormatan pada Dewa Shiwa dan permohonan doa keselamatan juga keberkahan bagi masyarakat sekitar.Selain menjadi lokasi pendakian, Gunung Semeru juga menjadi sebuah tempat wisata. Berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, gunung ini juga kaya akan vegetasi dan menjadi habitat bagi banyak jenis fauna. Sepanjang perjalanan mendaki, di titik-titik tertentu Anda bisa menemukan bunga edelweiss dan anggrek endemik Semeru.
Gunung Semeru menjadi gunung yang penting dalam ajaran agama Hindu. Menurut kitab Tantu Pagelaran, Gunung semeru pada awalnya berada di India dengan nama Gunung Meru yang kemudian dipindahkan ke pulau Jawa. Pulau Jawa dikisahkan sebagai sebuah pulau yang terombang-ambing di tengah lautan. Melihat keadaan Pulau Jawa, para dewa pun merasa harus melakukan sesuatu. Akhirnya diputuskanlah untuk memindahkan Gunung Meru dan dijadikan sebagai pasak atau paku agar Pulau Jawa tidak berguncang.
Dalam upaya memindahkan gunung ini, Dewa Shiwa pun menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa yang memikul Gunung Meru dan berenang menuju Pulau Jawa, sedangkan Dewa Brahma menjelma menjadi seekor ular yang melilitkan tubuhnya ke gunung dan punggung kura-kura.
Sampai di ujung barat pulau, kedua dewa pun meletakkan gunung di sana, namun hal ini membuat ujung timur pulau terangkat karena beban berat di bagian barat. Akhirnya, gunung pun dipindahkan ke ujung timur. Saat memindahkan, serpihan gunung tercecer sepanjang perjalanan sehingga terciptalah jajaran gunung dari barat ke timur Pulau Jawa sampai saat ini.
Setelah Gunung Meru diletakkan, Pulau Jawa masih tak bisa sejajar, sehingga diputuskan untuk memotong sebagian dari Gunung Meru dan diletakkan di bagian barat laut Pulau Jawa. Potongan inilah yang kemudian dipercaya sebagai Gunung Pananggungan. (http://anekatempatwisata.com/wisata-jawa-timur-gunung-semeru/#)
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo :
- Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
- Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Rute Pendakian
Rute pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:
Malang - Tumpang 18 km 45 menit (RP. 20.000)transport
Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit(Rp. 60.000)transport
Ranupane -Waturejeng 3 km 90 menit
Waturejeng - Ranukumbolo 2 km 100 menit
Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 6-8 jam
PERIZINAN
Setiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu di kantor sub seksi area konservasi di desa Gubug Klakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa. cek di website resminya ( http://bromotenggersemeru.org/ ).
Di jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong jalan setapak.
Untuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan atau porter.
Dilarang keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.
by. JULIAN TINGGINEHE ( 15510004) |
Comments
Post a Comment