
Istano Basa yang
merupakan Objek Wisata Primadona di Kabupaten Tanah Datar khususnya, Sumatera
Barat pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong.
Arsitektur bangunan ini memperlihatkan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan
Rumah Gadang lainnya yang terdapat di Minangkabau dimana bentuk fisiknya
dilengkapi ukiran falsafah dan budaya Minangkabau. Selain itu, Istano Basa juga
dilengkapi dengan Surau, tabuah larangan. Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung
Mamutuih dan Pincuran Tujuh.Istano Basa Pagaruyung adalah nama tempat tinggal
keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau
pada masanya. Konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat
biasa.Dimasa kerajaan Minangkabau Istana Basa Pagaruyung memainkan peran ganda;
sebagai rumah tempat tinggal keluarga kerajaan dan sebagai Pusat Pemerintahan
Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal dengan “RAJO
ALAM” atau “RAJA DIRAJA KERAJAAN MINANGKABAU”Kepemimpinan Rajo Alam dikenal
dengan “Tali Tigo Sapilin” dan Pemerintahannya dikenal dengan “ Tungku Tigo
Sajarangan”.“ Istano Basa” berarti istana yang besar atau agung. Istana Raja
Alam ini terus menggali beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada
di Puncak Bukit Batu Patah (Bukit yang berada dibelakang bangunan istana yang
sekarang) kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di
Gudam.Istano Basa Pagaruyung yang ada sekarang merupakan duplikat dari Istano
yang dibakar oleh Belanda pada tahun 1804.

bagian bagian pada
istano pagaruyuang 1. Singasana (Pelaminan Bundo Kanduang)Terletak di
lantai satu sejajar dengan pintu masuk. Disini terpajang photo Raja Pagaruyung
terakhir yaitu Sultan Alam Bagagarsyah. Singasana ini dilingkari dengan tirai
yang terjuntai disisi kanan, kiri dan depan. Disinilan Bundo Kanduang duduk
sambil melihat – lihat siapa yang datang atau yang belum datang apabila ada
rapat dan mengatur segala
sesuatu diatas rumah.1.
Bilik (Kamar)Bilik
– bilik ini dihuni oleh putri – putri raja yang sudah menikah (berkeluarga).
Bilik pertama atau yang paling kanan dihuni oleh putri raja yang sudah menikah
dan seterusnya dihuni oleh adik – adik yang sudah menikah pula. Istana Basa Pagaruyung mempunyai 9
ruang; satu ruangan digunakan sebagai tempat jalan kedapur yang disebut dengan
” Selasar”. Bilik pertama kita mulai dari kanan waktu anda masuk ke rumah
(Istano). Sebelah kanan tersebut juga merupakan ” Pangkal Rumah” dan bilik
terakhir yang berda disebelah kiri disebut juga ”Ujung Rumah”1.

MahligaiMahligai
berada di lantai tiga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat – alat
kebesaran Raja seperti Mahkota Kerajaan yang dahulunya disimpan dalam sebuah
peti khusus yang dinamakan Aluang Bunian. Apabila ada acara tertentu alat
– alat kebesaran tersebut dikeluarkan dari tempatnya (Aluang Bunian)1. Tanjuang
mamutuihDi lokasi ini terdapat sebuah pohon beringin yang dilingkari oleh
batuan yang tersusun rapi. Lokasi ini berfungsi sebagaitempat bermain –
main anak raja seperti main layang – layang.1. Pincuran
TujuhLetaknya di belakang dapur yang merupakan tempat pemandian keluarga raja.
Tapian tampek mandi atau pemandian ini mempunyai tujuh buah pincuran yang
tebuat dari batang sampir dan dilengkapi dengan jamban tradisional Unsur Penunjang Istano Basa
Pagaruyung1. DapurDapur mempunyai dua ruangan. Ruangan
sebelah kanan berfungsi sebagai tempat memasak dengan perkakas atau alat – alat
dapur yang serba tradisional. Ruangan sebelah kiri berfungsi sebagai tempat
para dayang yangberjumlah dua belas orang.1. SurauSurau
terletak dibelakang Istano yang berfungsi sebagai tempat shalat, belajar
mengaji (membaca Alqura’n) dan tempat tidur putra raja yang telah akil baliqh
atau telah berumur 7 tahun keatas. Disamping mengaji, disinilah mereka dididik
tentang Undang – Undang Adat, hukum syarak, sejarah, seni budaya dan bela diri.1.
Rangkiang Patah
SembilanBerda di pekarangan Istano yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
padi. Selain itu fungsi rangkiang di Sitanao adalah sebagai simbol kemakmuran
dan kekuatan Alam Minangkabau1. Tabuah
LaranganAda dua buah Tabuah Larangan di Istano. Tabuah pertama bernama Gaga Di
Bumi yang dibunyikan apabila terdapat peristiwa yang besar seperti bencana
alam, kebakaran, tanah longsor dsb. Tabuah kedua bernama Mambang Diawan yang
dibunyikan untuk memanggil Basa Nan Ampek Balai ( Dewan Empat Menteri) yaitu
Tuan Titah di Sungai Tarab, Tuan Kadi di Padang Ganting, Tuan Indomo di
Saruaso, Tuan Mankudun di Sumanik, Tuan gadang di Batipuh serta Tigo Selo (Raja
Alam, Raja Adat, Raja Ibadat) untuk mengadakan rapat.1. Taman
Istano BasaTaman Istano Basa mewakili dan melambangkan semua potensi dan
fasilitas daerah dimana Minangkabau berada agar tampil blebih terkenal, lebih
dihormati, lebih dikagumi, lebih cemerlang, lebih produktif, lebih potensial,
lebih berarti dan lebih berdaya guna dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara karena potensi dan fasilitas memperindah Minangkabau dalam arti
yang luas.
BY : YOLAN MELDI SAPUTRA (14510045)
Comments
Post a Comment