Pesona wisata Baturraden di
Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah terkenal sebagai destinasi wisata alam yang
menarik untuk dikunjungi. Baturraden
adalah keindahan yang memancar dari lereng Gunung Slamet. Lokasi wisata yang
berjarak hanya sekitar 15 km dari kota Purwokerto, Jawa Tengah ini, tak
hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang
Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia. Gunung
Slamet dengan lereng-lerengnya yang landai, menawarkan panorama alam yang
indah, udara yang segar dan diketinggiaan 1000 m. Terdapat beberapa spot
menarik yang harus dikunjungi dan sangat disayangkan ketika kita tidak
mengunjungi spot-spot yang ada di Baturraden ini.
Pancuran Pitu dan
Pancuran Telu

Wana Wisata Baturraden

Telaga Sunyi

Taman Kaloka Widya
Mandala

Grebeg Surya

Juga,
ada pertunjukan musik Calung, tari tradisional Lengger, pertunjukan Kuda
Lumping yang beraroma mistis, serta kegiatan mengunjungi situs-situs suci,
lazimnya adalah kuburan yang disebut juga sebagai kenduren oleh masyarakat di
sana. Inilah salah satu pesona tempat wisata di Jawa Tengah.
Teater Alam Baturraden

Cerita Rakyat Baturraden

Meskipun sempat takut melihat
ular yang demikian besar, namun tanpa berpikir panjang Suta bergerak maju
mendekat. Dia berusaha menolong perempuan yang tak berdaya itu. Pengurus kuda
Adipati ini memang bukan seorang pemain pedang yang hebat, tetapi tekad kuat
melawan ular besar itu membuatnya berani menghadapi ular itu. Dengan susah
payah pemuda kurus itu menaklukkan sang ular. Cabikan dan sabetan pedangnya
akhirnya berhasil mematikan hewan berbisa itu.
Seketika pula perempuan yang
hampir dimangsa ular itu jatuh tergolek dan pingsan di tanah. Seorang emban
(inang pengasuh) membopongnya ke sisi pendopo tak jauh dari pohon mahoni. Suta
pun mendatanginya. Ia terkejut ketika mengetahui siapa yang telah dia
selamatkannya tadi. Ternyata perempuan
tersebut adalah putri Adipati Kutaliman.
Sebagai salah satu penghuni
kadipaten, Suta sebelumnya sudah sering mendengar tentang kecantikan dan
kehalusan budi pekerti putri Adipati. Tetapi, tak pernah jua dia bertemu. Dia
sangat bahagia dapat bertatapan langsung dengannya. Sang putri sangat berterima
kasih pada Suta yang telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa tersebut,
Suta dan putri Adipati menjadi akrab. Mereka sering bertemu dan mengobrol.
Lama-kelamaan mereka menjadi saling menyayangi. Hingga akhirnya Suta
memberanikan diri melamar sang putri kepada ayahnya, Adipati Kutaliman.
Adipati sebelumnya sudah
mendengar kabar kedekatan putrinya dengan si pengurus kuda. Namun, dia tak
mengira Suta akan nekat melamar putrinya, mengingat status sosial keduanya yang
jauh berbeda. Ketika suta mengutarakan niatnya, Adipati murka. Dia merasa
terhina. “Kuu ini seorang batur (pembantu). Tak pantas kau berdampingan dengan
putriku,” katanya.
Kemudian Adipati
memerintahkan pengawal untuk memenjarakan abdinya tersebut di penjara bawah
tanah. Suta dinilai lancang karena berani meminang putri Adipati.
Mengetahui hal itu, sang
putri pun sedih. Dia tak menyangka bila ayahnya akan sangat marah. Apalagi Suta
tak pernah di beri makan dan minum selama ia berada di dalam penjara yang
lembap, gelap dan, pengap. Hatinya perih mengetahui pria yang dicintainya itu
menderita.
Putri Adipati kemudian
menyusun rencana. Dia meminta bantuan seorang emban kepercayaannya untuk
mengeluarkan Suta dari penjara bawah tanah. Sementara itu ia menunggu bersama
kudanya di salah satu sisi di Kadipaten. Rencana pun dilaksanakan pada suatu
malam, si emban mengendap-endap menuju penjara bawah tanah. Dia berhasil melewati
penjaga yang tertidur karena memakan kue yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Emban pun menemui Suta.
Di dalam sel, Suta terkapar
lemah. Badannya yang semula kurus menjadi makin kurus. Dia juga menggigil.
Emban memberinya pakaian. Mereka kemudian keluar dan mendatangi putri Adipati
yang sudah berpakian layaknya warga desa.
Suta dan Putri menaiki kuda
dan melaju ke luar Kadipaten. Untunglah malam itu sangat gelap pekat sehingga
sulit mengenali mereka berdua. Putri memacu kudanya semakin kencang. Dia
mengarahkan kudanya kearah selatan lereng Gunung Selamet.
Ketika hari beranjak siang,
mereka lelah dan beristirahat di dekat sungai. Putri baru menyadari bahwa Suta
sedang sakit demam, dia pun merawat suta dengan penuh kasih sayang. Karena
kesabarannya, Suta pun berangsur pulih.
Suta dan Putri menyukai
lokasi tempat mereka berada. Hawa yang sejuk serta pemandangannya yang asri
membuat mereka jatuh cinta. Akhirnya mereka menikah dan membina keluarga di
sana. Kini tempat tersebut di kenal dengan nama Baturaden yang artinya pembantu
dan bangsawan.
Dhia Luthfi Arraghi (15515014)
Comments
Post a Comment